TITIK CINTA DALAM KEBAHAGIAN https://meraihsingkronisasikesuksesan.blogspot.com/2017/10/titik-cinta-dalam-kebahagian.html

TITIK CINTA DALAM KEBAHAGIAN

TITIK CINTA DALAM KEBAHAGIAN
TITIK CINTA DALAM KEBAHAGIAN
                                     
Titik cinta dalam kebahagian yang merupakan anugrah dan bagian hidup diri, janganlah menjadi hilang makna, karena sebab akibat dari sebuah penilaian diri terhadap pencarian akan kehidupan. Dimana akhirnya tujuan titik cinta bukan lagi menjadi landasan atau pondasi utama, untuk keseimbangan dan sinkronisasi  dalam usaha dan kerja kerasnya itu. Sebab dalam meraih hasil destination dari keinginan mengubah nasib hidup yang dirasakannya, tidaklah jarang dalam kenyataannya tidak selaras dengan apa yang diharapakan dan di cita-citakan, sehingga tujuan dalam pencapaiannya jauh dari hakikat akan apa yang di sebut  tentang arti  "BAHAGIA".Jadi tujuan dan basic dalam setiap langkah usaha dan yang dikerjakan atau dilakukan, baik hal apapun itu pasti dan tentu tidak terlepas dari diri setiap orang yang pada dasarnya sama adalah mengharapakan apa yang dinamakan success menggapai dan meraih titik cinta dalam kebahagian dibidangnya masing-masing.

Adalah inti pertanyaan dari titik cinta dalam kebahagian HIDUP bagi KEHIDUPAN  yang bermuara pada pencapaian suatu akhir dari sebuah hasil proses usahanya, yang itu merupakan suatu pilihan dari langkah akan jalan tujuannya yang di sebut NASIB. Dengan demikian HIDUP adalah HAK dan KEHIDUPAN adalah KEWAJIBAN serta NASIB adalah HASIL dari sebuah pilihan diri sendiri akan pandangan pada nilai hidup yang dijalani, dan itu sangat erat  sekali pengaruh serta efeknya pada cara diri melangkah dalam meraih suatu tujuan kehidupan yang diperjuangkannya. Untuk itulah diri membutuhkan keseimbangan dan sinkronitation, dalam bersikap juga menyikapi arti dan makna akan hak diri dan kewajiban diri, dari rasa serta prinsip pada sebuah TANGGUNG JAWAB diri akan NASIB diri yang itu pasti dialaminya, tapi sepertinya tidak sedikit orang yang  melupakan, dan lalai bahkan tidak mengakui punya tanggung jawabnya itu pada nasib. Sehingga nilai hidup yang itu adalah sebenarnya hak nya DIA sendiri diacak-acak atau dikacaukan sama dirinya sendiri. Dipungkiri atau tidak inilah kenyataannya, diri menjadi hamba sahaya, budak nafsu dari ke egoisan, kesombongan, sanjungan, keapatasian, keserakahan, kemunafikan yang semena-mena. Tidak peduli lagi akan norma, sosial dan agama.

Titik cinta sepertinya semakin jauh dan samar kelihatannya dalam kehidupan dan keseharian yang dirasakan, karena sebuah pandangan dan penilaian tidak lagi berdasarkan pada arti dan makna hidup,yang itu adalah  semua hak bagi diri sendiri juga orang lain.Sungguh pandangan yang terlihat telah berubah, dimana acuan dan tujuan hidup tentang sebuah kebahagian semakin tidak terarah langkah tujuannya, karena pola dari cara akal dan pikiran serta hati nuraninya "NGAMBANG" dalam suatu tuntun dan tuntutan dari keinginan dan rasa ketakutan pada keduniawian yang bersifat kebendaan atau materi, dimana yang kaya ingin semakin kaya takut jatuh miskin, yang cukup atau mapan ingin tambah kaya takut sengsara, dan yang miskin berusaha untuk bisa kaya siang malam peras tenaga tidak kenal waktu. Intinya semua itu tujuannya sama, mereka tidak pernah berhenti berpikir, berusaha dan memotivation diri demi tujuan meraih kebahagian. Tapi apa arti dan makna cara pandang tujuan BAHAGIA diri untuk hidup dan kehidupannya, dimana sangat jelas terlihat nilai hak dan kewajiban bagi diri sendiri, keluarga, juga pada orang lain bahkan sama Tuhan pun sepertinya tidak takut sebab begitu lalainya dan bisa dibilang menghianati dari rasa tanggung jawabnya sebagai "INSAN LUHUR AMAL MANUSIA" yang bersumber pada hidup dan kehidupan yang hasilnya adalah NASIB diri sendiri.

Mengapa demikian, inilah dunia dengan segala hidup dan kehidupannya dimana jaman dengan yang menjamanianya seolah menggusur dan membenturkan pada setiap individu-individu untuk merobohkan dinding prinsip,keyakinan dan kepercayaan yang telah di bentuk dari akar nilai budaya dan agama, dimana titik cinta menjadi sentral dalam  mewujudkan impin dan harapan kebahagiannya dengan penuh kasih sayang dan rasa tanggung jawab serta menampilkan bagian-bagian dan porsinya masing-maing  dalam bentuk pengabdian hidup demi mencapai kebahagian. Tapi sepertinya kekuatan yang mengatas namakan modernisasi, kemapanan, emansipasi, dan lain-lainnya begitu dahsyat mendobrak jiwa. hati, nurani,akal dan pikiran dengan segala tekanan serta tuntutan yang membebani setiap diri untuk kehilangan fokus tujuan semestinya, sehingga mental dan motivation terbawa arus jaman dengan gaya hidup yang tidak lagi berpikir pada basicnya, yaitu dimana titik cinta dalam kebahagian menjadi dasar landasan untuk kemajuan dan perubahan akan kemulian nasib diri untuk dapat mencapai keberhasilan dan menikmati kesuksesan yang sempurna yaitu kebahagian lahir dan bathin. Tidak seperti yang  kita sering dengar berita-berita di media masa mengenai kasus-kasus pidana (kriminal) baik di jalanan, dikantoran, dirumah tangga, digunung, dilaut , didarat,  bahkan sepertinya di setiap sendi kehidupan hari-harinya kabar berita selalu ada saja menampilkan prilaku yang terjerat masalah kehidupan dari rakyat jelata samapai para pejabat,dari yang sengsara sampai orang  selebritis sampai yang minoriti. Semua kembali lagi motive dan intinya sama sebagai manusia punya naluri yaitu mencari dan ingin "BERHASIL BAHAGIA" dalam hal dan bidang apapun.Laki-laki atau perempuan, anak-anak atau yang sudah dewasa,suami atau istri dalam membangun keluarganya.Tapi sekali lagi cara melihat sudut pandang sebuah keberhasilan itu baik dari segi hal apapun dan jenis apapun yang akan dan sudah diraih, dimiliki. Kembalikan semuanya pada diri sendiri sebagai "INSAN LUHUR AMAL MANUSAI". 

Apa acuan tentang nilai akan arti dan makna hidup dan kehidupan demi nasib diri,apa harus terpuruk dalam kenistaan atau kemulian hidup dengan selalu berusaha dan berjuang keras pantang menyerah menciptakan harmony,keseimbangan dan sinkronisasi untuk hal apapun demi sebuah kewajiban untuk mengubah nasib menjadi lebih baik..Ya baik dan benar. Untuk itulah di butuhkan pemahaman diri akan arti dan makna dari yang namanya "KEWAJIBAN" yang tidak sempit.Karena janganlah sampai diri memandang sebelah mata dan menganggap sepele akan arti dan makna kewajiban itu karena kalau tidak pandai-pandai diri menanamkan motivation positve diri akan menjadi "NGAMBANG" seperti uraian diatas dan  tidaklah mau siapapun juga terjerat masalah kehidupan karena sebuah pilihan  seperti berita kasus-kasus di media masa,percayalah penyesalan itu jangan sampai menyiksa dan membelenggu hidup apa lagi sampai putus asa .Jadi sebelum  terjadi dan mungpung masih ada kesempatan, perbaiki diri demi hak dan kewajiban.Ingat tidak ada kata yang mustahil dan tidak ada jaminan,sekarang kita hebat besok bisa tidak hebat,sekarang senang besok bisa susah,sekarang kaya besok bisa jatuh miskin dan lain nya,begitupun sebaliknya jadi sekali lagi apapun bisa terjadi karena hidup ini sifatnya tidak ada yang abadi tak terkcuali kita sebagai manusia, setiap saat, setiap hari, setiap waktu, setiap jam, setiap menit, setiap detik tidak ada yang tau ketentuan takdir yang itu sudah pasti.Hanya dunia inilah tempat kita bisa berusaha mencari nilai pengabdian diri pada sebuah kewajiban untuk selalu berada pada posisi titik cinta dalam kebahagian.Dan itu haruslah diciptakan dan diusahakan dengan  segenap keiklasan demi sebuah tanggung jawab diri pada nasib hidup sendiri, keluarga dan orang lain di sekitar kita.

Dari uraian article ini dapat di ambil kesimpulan,dimana titik cinta dalam kebahagian adalah tentang cara pandang diri menempatkan posisi dalam  porsi atau bagian masing-masing, Janganlah itu membuat penilaian  yang menjadi salah kaprah apalagi dengan rasa ketakutan secara materi yang hanya  akan dapat membenturkan  permasalahan hidup yang belum tentu benar, karena terlanjur diri di kuasai budak nafsu dan gengsi, sehingga kita melupakan pada tanggung jawab, dimana hidup adalah hak dan kehidupan adalah kewajiban yang itu akan menjadikan sebuah hasil dengan apa yang di sebut nasib. Jadi titik cinta adalah landasan atau pondasi untuk tujuan meraih arti dan makna keberhasilan dan kesuksesan dalam menikmati kebahagian yang sempurna. Materi, jabatan, pendidikan, kehormatan adalah bukan ukuran dari sebuah arti dan makna kebahagian. Karena sekali lagi titik cinta dalam kebahagian itu bisa dirasakan dan dinikmati bersama jiwa, hati akal pikiran dengan penuh keiklasan pada sebuah pengabdian dan motivation positive untuk memberi sebuah usaha dan membangkitkan semangat juang  yang tinggi agar  tidak mudah menyerah dalam menjalani kehidupan ini.

Semoga article titik cinta dalam kebahagian ini menjadi titik balik bagi pencerahan diri menuju hidup dan kehidupan, Bagi sebuah hak dan kewajiban dalam hal apapun. Untuk itu mengenai hal ini ada pertanyaan yang penulis ingin sampaikan pada sahabat diantaranya adalah : 

Apa itu tittik cinta ?..Dimana titik cinta itu adanya ?.Bagaimanakah menjaga titik cinta ?
Apa itu bahagia ?.. Dimana kebahagian itu adanya ?.. Sudahkah merasa bahagia ?..

Baiklah untuk membahas pertanyaan diatas tentang "TITIK CINTA" dan "DALAM KEBAHAGIAN". Penulis akan menguraikannya dalam ruang dan di tempat lain. Untuk pendalaman dan penguatan nilai diri . Dengan harapan dapat bermanfaat dan menjadikan inspirasi. Nah dalam hal inimarilah  kita simak  article lain yang terkait , DISINI


Comments